panen jeruk

panen jeruk
panen jeruk Sambas di lahan Petani

Saturday, February 23, 2008

Gubernur Baru Kalbar yang Low Profile


Mungkin ini hanya pendapat pribadi yang bersifat sementara.... karena penilaian ini didasarkan pada pengalaman pertama penulis mengikuti gubernur Kalbar Baru Terpilih Drs. Cornelih, MH. Ya.... kesan bersahaja (Low Profile) dan tidak protokoler mewarnai kepribadian dan penampilan Drs. Cornelis, MH saat pertama kali mengikuti panen raya Gadu di Desa Serimbang, Kecamatan Senakin, Kabupaten Landak. Begitu memasuki areal, Gubernur baru langsung membaur dengan sambutan masyarakat setempat. Tidak ada pembatasan protokoler kaku dilakukan seperti biasanya. Gubernur juga berjalan bersama-sama masyarakat setempat menuju areal panen padi di sawah masyarakat, bahkan Gubernur tidak menyempatkan diri menggunakan Sepatu Boot untuk turun ke sawah bersama istri tercinta ibu Frederica. Namun dibalik keramahan dan penampilan yang bersahaja Gubernur baru memiliki ketegasan dalam menyampaikan pernyataan-pernyataannya. ini tergambar saat Gubernur menyampaikan sambutan yang spontan dan bersifat to the point. Mudah-mudahan ketegasan, kesederhanaan, dan keluwesan selalu menyertai Gubernur yang baru dalam melaksanakan tugas sehari-hari untuk waktu selanjutnya. Sekali lagi ini hanya penilaian yang bersifat pribadi.... tidak ada maksud apa-apa, hanya sekedar catatan perjalanan dan pengalaman...
Posted by Picasa

Dokumentasi Sosialisasi Gapokta di Kalbar


Perjalanan yang cukup melelahkan namun cukup menyenangkan melihat para petani yang tetap bersemangat untuk meningkatkan taraf hidup mereka sebagai petani. Beberapa dokumen hasil perjalanan sosialisasi kami dari Dinas Pertanian Provinsi Kalbar ke 4 kabupaten yaitu Landak, Sanggau, Sekadau, dan Sintang. Semoga Perjalanan sosialisasi kami tidak sia-sia


Posted by Picasa

Pemberdayaan Petani melalui Gapoktan

Sudah sejak lama Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat petani yang notabene merupakan porsi terbesar dari struktur masyarakat Indonesia.  Berbagai bentuk program telah diterapkan untuk membantu petani agar mampu memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam perekonomian di Indonesia. berbagai skim bantuan juga telah dilaksanakan mulai dari subsidi Sarana Produksi, Bantuan Modal Langsung, Kredit Usaha Tani, dan lain sebagainya yang jumlahnya sangat beragam. Namun hasilnya petani Indonesia masih berpendapatan rendah, masih tergantung terhadap berbagai bantuan, dan masih selalu berfikir belum mampu bergerak sendiri dalam melaksanakan usaha taninya.

Apa sebenarnya yang salah..? Banyak para ahli beranggapan karena petani selalu dijadikan objek pembangunan.  Ada pula yang beranggapan SDM Petani masih rendah sehingga pola fikir petani di Indonesia belum maju seperti halnya Petani di negara tetangga kita Malaysia atau Thailand.  serta banyak alasan lainnya. Semua alasan tersebut mungkin ada benarnya jika dilihat dari kondisi petani kita saat ini.

Menyadari hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk merevitalisasi penyuluhan, dan salah satu strategy dalam program tersebut adalah memberdayakan petani atau kelompok tani melalui Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan. Apa istimewanya Gapoktan...? Melalui Gapoktan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh petani dalam kelompoknya digabungkan untuk menggerakan kelompok. Dengan kata lain petani dididik untuk lebih mandiri dengan mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Selain itu  ada yang lebih istimewa dalam program ini, yaitu pemerintah ingin menaikkan status petani melalui kemandirian dan kreativitas mereka.  ini karena Gapoktan akan berstatus hukum yang jelas sehingga memiliki daya tawar lebih tinggi dan diakui secara resmi sebagai suatu kelompok usaha. Gapoktan akan memiliki berbagai bentuk izin usaha, rekening Bank, Asset, Akte Notaris, dan lain sebagainya selayaknya perusahaan.

Ketika kekuatan dan status Petani meningkat melalui Gapoktan maka para pemilik Modal dan penyedia Modal seperti Perbankan tidak akan lagi memandang sebelah mata para petani seperti yang dialami selama ini.  Dengan semakin kuatnya petani melalui Gapoktan, petani tidak akan lagi mengharapkan bantuan dari pemerintah karena mereka akan lebih mandiri dan lebih leluasa mengembangkan usaha mereka.

Namun disadari pembentukan dan proses kemandirian Gapoktan tidak segampang membalikkan telapak tangan.  Pengalaman Penulis dalam perjalanan di 4 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yaitu Landak, Sanggau, Sekadau, dan Sintang menunjukkan bahwa perlu pendampingan yang intens dari instansi terkait yaitu Dinas Pertanian atau Dinas lainnya. Pada dasarnya para petani sangat antusias sekali untuk segera membentuk Gapoktan. Namun sekali lagi masih banyak diantara mereka yang berpola fikir lama, yaitu MENGHARAPKAN BANTUAN dengan terbentuknya Gapoktan. Kita tidak dapat menyalahkan mereka karena dari sejak negara ini merdeka sampai saat ini doktrin pemberian bantuan bagi petani sudah terpatri dengan kuat sekali.  mereka selalu beranggapan mereka tidak berdaya untuk melakukan usaha mereka apalagi mengembangkannya. Pola fikir inilah yang secara bertahap akan diubah sejalan dengan pembentukan Gabungan Kelompok Tani.  

Suatu informasi yang mengejutkan justru muncul ketika tanya jawab dengan para petani dan penyuluh saat diskusi di Kabupaten Sanggau. Ternyata ada kelompok tani yang sudah stabil melalui Gapoktan  sebelum program Gapoktan dilancarkan.  Adalah Gapoktan ANEKA KARYA  di Balai Karangan yang telah membuktikan betapa efektifnya pemberdayaan petani melalui Gapoktan. Dilatar belakangi Sulitnya memperoleh Saprodi bagi usaha tani mereka akhirnya beberapa kelompok tani menyatukan kekuatan dengan membentuk Gapoktan di tahun 2003. Dengan Gapoktan informasi dan cara memperoleh Saprodi menjadi mudah. Untuk iuran anggota para anggota hanya mengeluarkan 1 karung padi pada setiap musim panen. Gapoktan ini sekarang telah  memiliki tabungan sekitar 17 juta rupiah di luar aset masing-masing. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari pendampingan petugas penyuluh Balai Karangan yaitu Tatang Sihabudin, SP.

Informasi ini terus kami sampaikan kepada Gapoktan Kabupaten lainnya agar dapat memotivasi mereka dan menyadarkan mereka bahwa petani memiliki kekuatan yang besar jika bersatu. dan jika bersatu mereka pasti akan mandiri.