PENGANTAR
Isu tentang Global Warming atau jika diharpiahkan ke bahasa Indonesia berarti Pemanasan Global sudah membahana secara “Global” sesuai namanya di seluruh negara saat ini. Isu ini mulai muncul ketika memasuki tahun 1990 an. Meskipun sudah cukup lama, namun banyak orang memahaminya hanya sekedar proses perubahan suhu rata-rata dipermukaan bumi kita yang secara perlahan namun pasti terus menunjukkan bukti peningkatan. Karena pemahaman yang dangkal tersebut maka sebagian besar manusia di bumi ini tidak begitu perduli dengan perubahan suhu yang terjadi di permukaan bumi yang notabene merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup ini. Apa lagi perubahan suhu tersebut tidak terjadi serta-merta.
Jika saja banyak manusia yang mengetahui dan memahami lebih mendalam apa dan bagaimana dampaknya yang terjadi akibat dari Global Warming, pasti kita semua merasa tengah menghadapi Kenyataan Yang Merepotkan!!. Kita hanya sering mendengar bahwa suhu rata-rata suatu negara tiba-tiba meningkat, atau adanya kasus aliran udara panas di Eropa, atau secara tidak sadar kita sering ngomel karena rasa panas yang tidak biasa ketika dulu kita saat tidur di malam hari kita harus menggunakan selimut karena adem. Apa sebenarnya yang terjadi...? Bumi yang kita huni sebagai tempat hidup, tempat beraktivitas, tempat berkreasi, tempat segalanya ini ternyata memiliki kapasitas dan daya tampung yang terbatas bagi berbagai aktivitas manusia. Dan parahnya lagi berbagai aktivitas manusia tersebutlah yang menjadi penyebab utama munculnya gejalan Global Warming saat ini.
Untuk memahami lebih jauh tentang Pemanasan Global ini mungkin dapat kita pelajari dari sebuah film dokumentasi yang pada tahun 2006 lalu telah membuat hampir seluruh pemimpin dunia terkejut dengan kenyataan yang merepotkan bahwa Bumi kita sudah semakin “tua”. Film Dokumentasi yang berjudul “AN INCONVENIENT TRUTH” tersebut di “Bintangi” secara intelek oleh Wakil Presiden Amerika Serikat masa pemerintahan Bill Clinton yaitu Al Gore. Melalui Film ini Al gore secara detail membeberkan bukti-bukti ilmiah berbagai gejala alam dan perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi sebagai akibat dari proses Global Warming. Berikut adalah sinopsis dari film dokumentasi tersebut yang penuturannya terkait dengan berbagai dampak dari Global Warming:
PENYEBAB GLOBAL WARMING
Secara Ilmiah, Penyebab utama dari pemanasan Global atau Global Warming adalah meningkatnya gas-gas rumah kaca seperti CO2 sebagai akibat dari aktivitas manusia yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan. Hal ini ditambah lagi dengan senyawa lain seperti methana, dan gas freon yang merusak lapisan atmosphere bumi sehingga mengurangi filter sinar matahari yang masuk ke bumi. Gas CO2 yang diproduksi oleh aktivitas manusia menghalangi pemantulan sinar matahari yang jatuh ke bumi sehingga terkurung dan menyebabkan suhu dipermukaan bumi meningkat. Inilah yang disebut efek rumah kaca.
Berdasarkan penelitian, setiap harinya sekitar 70 juta ton CO2 dihasilkan oleh manusia dari berbagai aktivitasnya di muka bumi. Sebagian besar dihasilkan oleh aktivitas manusia di bidang transportasi (kendaraan) dan industri. Peningkatan gas CO2 ini sangat erat kaitannya dengan populasi penduduk manusia di bumi. Memasuki akhir Perang Dunia II, peningkatan jumlah penduduk dunia sangat pesat. Dan seiring peningkatan populasi tersebut aktivitas manusia juga beragam yang secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan pula produksi gas CO2 di bumi. Saat ini penduduk dunia sudah mencapai 6,5 Millyar jiwa, dan tentu saja jumlah tersebut telah memberikan kontribusi besar bagi peningkatan CO2.
Hutan yang diharapkan mampu menjadi penyerap karbon (CO2 ) ternyata tidak mampu mengimbangi jumlah CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Sebaliknya justru keberadaan hutan semakin berkurang khsusunya hutan tropis yang berada di Asia dan Amerika sebagai akibat eksploitasi yang berlebihan terutama illegal logging yang mewabah dimana-mana. Kenyataan ini membuat produksi gas CO2 semakin tidak terkendali yang akhirnya memicu terjadi pemanasan Global.
Banyak kasus yang terjadi di berbagai belahan bumi ini yang menunjukkan terjadinya pemanasan global. Aliran udara panas yang terjadi di Eropa akhir-akhir ini telah melewati ambang toleransi fisiologis manusia, sehingga menyebabkan banyak korban jiwa. Bahkan terdapat satu lokasi di Negara India yang suhunya mencapai 50o C, meskipun tidak dalam waktu yang lama. Anomali suhu ini menjadi daya tarik bagi para peneliti untuk mengetahui lebih lanjut gejala Global Warming, dan hasilnya sangat mengejutkan.
PERUBAHAN IKLIM
Peningkatan suhu bumi yang terus terjadi menyebabkan pula peningkatan suhu air laut. Seperti kita ketahui, bahwa air laut sangat berperan dalam mempengaruhi iklim dan cuaca dipermukaan bumi. Terjadinya hujan dan badai sangat ditentukan oleh kondisi laut.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa perubahan peningkatan suhu pada kedalaman laut sekitar 50 meter telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstreem. Perubahan suhu air laut sampai pada kedalaman 50meter ini dapat memicu pembentukan badai (typhoon, huricane) yang lebih besar di permukaan bumi. Beberapa kejadian badai yang sangat jarang terjadi pada masa lalu telah terjadi pada tahun 2000 an ini. Badai Catrina yang melanda Negara Bagian New Orlean USA beberapa waktu lalu merupakan salah satu buktinya. Badai dengan kekuatan Katagori 5 ( skala berdasarkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan) ini memusnahkan hampir semua wilayah New Orlean dan mengorbankan ribuan nyawa. Badai lain juga terjadi di Jepang, China, dan Teluk Mexico yang semuanya masuk katagori 5. Masih banyak anomali iklim lain yang muncul sebagai akibat perubahan suhu laut.
KEMASAMAN AIR LAUT
Dari 70 Juta gas CO2 yang dihasilkan per harinya di muka bumi, sekitar 25 Juta ton nya terserap oleh laut. Selain ikut meningkatkan suhu air laut, proses kimia juga terjadi yang mengakibatkan peningkatan keasaman air laut. Kemasaman laut yang meningkat akan mempengaruhi rantai makanan di dalam laut selain itu juga akan menurunkan penyerapan Calcium Carbonate yang merupakan penyusun utama terumbu karang dan seluruh biota bercangkang di dalam laut.
Jika kondisi peningkatan Gas CO2 terus terjadi, para ahli memperkirakan sekitar 45 tahun ke depan, terumbu karang akan menjadi tumbuhan langka di laut. Tidak hanya itu populasi biota bercangkang seperti kerang, kepiting, udang, dan hewan moluska di laut juga ikut berkurang. Ini merupakan sebagian dampak yang telah dibuktikan kebenarannya, masih banyak lagi hal negatif yang akan terjadi jika kemasaman air laut meningkat sebagai akibat pemanasan Global.
PENCAIRAN ES DI GREENLAND
Greenland merupakan salah satu dataran atau pulau yang sering menjadi indikator dan tolok ukur terjadinya perubahan-perubahan iklim di muka bumi. Pulau yang letaknya sekitar kutub utara ini merupakan pulau terbesar di dunia yang sebagian besar permukaannya ditutupi oleh lapisan es.
Peningkatan suhu bumi sangat berpengaruh terhadap kestabilan dan kondisi Fisik pulau Greenland. Memasuki tahun 90 an telah terjadi beberapa kali gempa gletser (lapisan es) di Greenland, dan jumlah itu terus meningkat pada periode tahun 2000 an. Setidaknya tercatat 32 kali gempa gletser berkekuatan 5 scala richter (Skala kekuatan gempa) telah terjadi antara tahun 2000 – 2006. Kekuatan gempa tersebut termasuk gempa yang mampu menimbulkan kerusakan fisik besar.
Para ahli membuktikan bahwa gempa gletser tersebut terjadi karena semakin banyaknya es yang meleleh karena suhu yang meningkat di Greenland. Bila di analogikan seperti ban mobil yang selip ketika berjalan di jalan berair, lapisan massa es juga tergeser karena adanya air antara lapisan es dengan lapisan batuan bumi. Pergeseran inilah yang menimbulkan gempa gletser. Makin banyak jumlah air yang mengalir ke lapisan tanah, makin besar pula kekuatan untuk terjadinya pergeseran lapisan es dari permukaan tanah.
Saat ini diperkirakan sekitar 50 mil kubik es telah mencair di greenland. Jumlah yang sangat besar ini telah menimbulkan perubahan fisik yang sangat signifikan di Greenland. Perubahan fisik ini juga merusak ekosistem dan habitat seluruh makhluk hidup di greenland yang salah satunya sangat langka yaitu Beruang Kutub.
PERMAFROST (ES ABADI DI ALASKA DAN SIBERIA)
Kasus yang sama juga terjadi di kawasan kutub utara seperti di Alaska dan Siberia yang dikenal dengan kawasan Es Abadi (Permafrost). Selain terjadinya proses pencairan secara gradual, terjadi pula hal yang sepertinya tidak diperkirakan sebelumnya oleh para ahli yaitu terlepasnya gas Methana dan CO2 beku yang ada di Alaska dan Siberia.
Selama proses geologi dan morfologi bumi yang terjadi di Kawasan Kutub Utara (Alaska dan Siberia) pada jaman purba telah mengakibatkan gas Methana dan CO2 ikut membeku bersama lapisan es abadi. Jumlah gas Methana dan CO2 yang ikut membeku tersebut sangat besar sekali jumlahnya yang diperkirakan bekisar triliunan ton. Proses pembekuan ini ikut membantu perbaikan kondisi bumi saat itu sehingga mengurangi CO2 dan Methana di Atmosphere bumi. Kondisi ini mendukung pertumbuhan dan kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi.
Proses Global Warming yang terjadi sebagai akibat dari gas CO2 dan gas rumah kaca yang semakin banyak di atmosphere menyebabkan suhu meningkat di bumi. Hal ini terjadi pula di kawasan Es abadi. Peningkatan suhu tersebut telah mempercepat proses pencairan es abadi. Dikhawatirkan jika proses ini tidak diatasi maka pencairan tersebut akan mencapai lapisan es yang mengurung gas Methana dan CO2 di Alaska dan Siberia. Jika itu terjadi, sekitar 70 Milliar Metrik gas Methana dan CO2 beku akan terlepas ke atmosphere dan akan semakin meningkatkan proses pemanasan global di bumi.
Hasil kalkulasi para ahli menunjukkan sekitar 730 Trilliun Ton gas CO2 (hasil aktivitas manusia) yang ada dibumi saat ini akan menjadi dua kali lipat jika CO2 dan Methana beku yang ada di kawasan Es abadi terlepas ke udara karena esnya mencair. Akibat yang akan muncul pasti akan sangat menakutkan!!.
WILDFIRE (KEBAKARAN HUTAN)
Terkadang akibat yang ditimbulkan oleh proses global warming sangat jauh diluar yang kita fikirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemanasan global sangat terkait erat dengan meningkatnya frekwensi kasus kebakaran hutan di seluruh dunia akhir-akhir ini.
Aliran udara panas yang muncul akibat peningkatan suhu bumi ternyata mampu menurunkan kelembaban tanah dan lahan, termasuk juga hutan. Banyak hutan-hutan di seluruh dunia menjadi sangat kering ketika memasuki musin kering. Kondisi ini akan meningkatkan terjadinya kebakaran hutan yang dapat dipicu oleh pergesekan antara pepohonan (kasus pohon pinus) atau sambaran petir yang sering terjadi di lahan hutan eropa dan amerika. Kebakaran hutan yang terjadi pasti akan menghasilkan gas CO2 dan ini akan semakin meningkatkan jumlah gas CO2 di atmosphere bumi yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan suhu di permukaan bumi.
KELEMBABAN TANAH DAN SERANGAN HAMA
Peningkatan suhu bumi akibat gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya di atmosphere ternyata juga sangat mempengaruhi dunia pertanian. Hal yang paling nampak adalah pada tingkat kelembaban tanah lahan-lahan pertanian. Beberapa hasil penelitian menunjukkan penurunan kelembaban tanah dapat mencapai 35% sampai 60%. Bahkan ada beberapa lokasi, penurunan kelembaban tanah terjadi sangat ekstream. Kawasan Amazon yang menjadi pusat perhatian ilmuan dunia terkait dengan ekosistemnya merupakan salah satu contohnya. Akibat pemanasan global, beberapa bagian sungai amazon telah mengering dan telah menjadi gurun-gurun kecil sebagai akibat dari kelembaban tanah dasar sungai yang telah hilang sama sekali.
Disisi lain sumber air untuk pertanian saat ini semakin terbatas karena rusaknya sistem hidrologi bumi khususnya dikawasan padat hunian manusia. Menurunnya kelembaban tanah tentu saja akan membutuhkan air yang lebih banyak untuk menyesuaikan kebutuhan tanaman dan tanah. Tanah yang kurang lembab pasti tidak akan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Hal ini disebabkan karena aliran nutirisi tanah akan terhambat jika kadar air tanah berkurang.
Disisi lain, peningkatan suhu bumi mengimbas pada mendorong terjadinya peningkatan populasi beberapa jenis hama pertanian. Selain karena habitat yang terganggu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu yang terjadi sangat sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan beberapa jenis hama seperti belalang kembara. Hampir seluruh benua mengalami kasus serangan belalang kembara yang luar biasa. Dimana Kejadian seperti ini belum pernah dialami sebelumnya. Serangan Belalang kembara ini merusak hampir semua jenis tanaman yang mereka hinggapi sehingga menyebabkan beberapa komoditas pertanian gagal panen.
PENUTUP
Banyak lagi dampak yang muncul dan akan muncul sebagai akibat dari suhu bumi kita yang semakin panas. Dampak tersebut dapat langsung maupun tidak langsung. Dan secara pastikan bahwa dampak tersebut tidak ada yang menguntungkan manusia dan seluruh makhluk hidup lain.
Apa yang dapat kita ambil dari penuturan Al Gore dalam film dokumentar AN INCONVENIENT TRUTH tersebut...? Banyak sekali yang dapat kita ambil, yang pertama sekali adalah bahwa banyak para ahli dan peneliti yang begitu besar perhatiannya terhadap kelestarian bumi. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan biaya yang besar, ilmu, tenaga serta waktu untuk mengeksplorasi misteri dan gejala-gejala alam yang terjadi sehingga mampu memberikan penjelasan yang logis bagi memperjelas apa yang sebenarnya terjadi dengan bumi kita ini meskipun kenyataannya merepotkan kita. Tanpa upaya mereka kita mungkin akan terlena seiring menurunnya kualitas bumi.
Hal lain yang dapat kita petik adalah bahwa kita harus semakin bijak dalam mengelola sumberdaya yang ada di bumi ini. Dan bahwa semua sumberdaya yang ada di bumi ini saling mempengaruhi satu sama lain. Exploitasi yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi ekosistem dan kelestarian lingkungan. Para pemimpin juga saat ini harus secara bijak untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memperhatikan kelestarian alam. Tidak hanya para pemimpin dunia yang berperan dalam mencegah terjadinya pemanasan global yang lebih parah, malainkan kita semua. Adalah sangat tepat sekali jika dalam kasus Global Warming ini KITA MENJADI BAGIAN DARI SOLUSI BUKAN JADI BAGIAN DARI MASALAH TERSEBUT!!!.